Dijamin Sekarang Banyak Sekali Perselisihan ||


TANAMKAN SEMANGAT MENGAMALKAN SUNNAH
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى

🗓️ Jumat, 31 Mei 2024
🏢 Masjid At Tabayyun Meruya, Jakarta

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Karakter mukmin itu menjaga masukan untuk dirinya baik itu ketika makan, mendengar, melihat dan hanya fokus pada perkara yang bermanfaat, termasuk halal haram dalam hal harta, selain itu hati ini jangan sampai menyerap yang buruk berupa syubhat dan penyimpangan, karena hati ini butuh asupan gizi berupa ilmu agama dengan pemahaman yang benar.

Dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

Maka berbeda dengan lalat yang apa saja masuk kedalam perutnya, maka bisa diumpamakan bahwa mukmin itu seperti lebah yang memilih dan memilah apa yang bermanfaat bagi dirinya. Dalam hal agama tidak bisa kita sembarangan mengambil ilmu dari mana saja, karena nanti akan bercampur antara kebenaran dengan kebatilan. Kecuali memang ahli ilmu yang telah memiliki bekal untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, jika orang awam maka tidak bisa memilih mana yang baik dan buruk karena belum memiliki bekal ilmu yang memadai sehingga harus memilih guru yang memiliki pemahaman yang benar. Muhammad bin Sirin rahimahullah, beliau mengatakan:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah bagian dari agama 
kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355).

Maka guru yang baik adalah mereka yang mengajak kepada Sunnah yang diibaratkan seperti kapal Nabi Nuh
 
قال مالك :
السنّة سفينة نوح من ركبها نجا ، ومن تخلف عنها غرق .
الفتاوى ٥٧/٤

As Sunnah itu bagaikan perahu Nabi Nuh. Barangsiapa yang menaikinya, ia akan selamat. Barangsiapa menyelisihinya, ia akan tenggelam.— Imam Malik bin Anas, dalam Al Fatawa (4/57)

Dizaman sekarang telah banyak terjadi perselisihan sehingga solusinya adalah kembali kepada Sunnah sebagaimana hadits dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].

wallahu'alam

Terimakasih Semoga Bermanfaat Barokallohfiikum 

Youtube ; https://www.youtube.com/watch?v=FKbnwlSpQzQ

#sunnah #guru #lebah #selektif

Comments

Popular posts from this blog

SEJAK DAHULU SUDAH ADANYA UJUB | SOMBONG MEMBUAT TERGELINCIR..WASPADA!

Do'a Hari Ini..Negeri Indonesia sedang Pemilu LUBER "Langsung Umum Bebas Rahasia" | JURDIL " Jujur & Adil"

PERANAN GURU SANGAT BERPENGARUH PADA MURID DAN SISWANYA DALAM PENYERAPAN ILMU PENGETAHUAN