Posts

Showing posts from July, 2015

Jangan puji anak dengan kata pintar, tapi usahanya yang harus di puji

Do not praise children with clever words, but efforts should be praised Tolong jangan bilang anakku “pintar”…. (Fixed Mindset Vs Growth Mindset) Emangnya kenapa? Kata pujian “anak pintar” itu bukannya sebuah tanda penghargaan ya buat si anak? Plus dobel fungsi jadi topik obrolan basa-basi di ruang tunggu dokter, bangku di toko mainan, dan sambil mengawasi anak-anak main di taman? Triple plus di acara arisan keluarga, saat semua ponakan/cucu/kakak-adik lagi berkumpul bersama. Lalu, ada apa dengan label “pintar” itu? Beberapa bulan yang lalu, saya diberikan kesempatan untuk bantu menterjemahkan artikel pendidikan untuk sebuah program sekolah. Di antara sekian banyak artikel, satu yang benar-benar membuat saya berhenti, membaca berulang-ulang, dan berpikir kembali adalah artikel mengenai fixed vs. growth mindset .  Kedua kubu tersebut merupakan bahasan penelitian berjangka yang dilakukan oleh Carol Dweck , yg dipublish dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology

Renungan Dhuha KITA TAHU, TAPI KITA TIDAK MENGAMALKAN

Devotional Duha WE KNOW, BUT WE DO NOT practice Renungan Dhuha KITA TAHU, TAPI KITA TIDAK MENGAMALKAN Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Pengakit Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya : "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!" Anak perempuan itu menjawab : "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan Tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya". Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya ( sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan ), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya". Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak

Belajar Beretika lebih baik dari Ilmu lainnya

Ethical learning is better than the other Science Lebih berarti mana, memaksa anak usia dini / SD untuk segera bisa baca, tulis, & berhitung, atau belajar etika..?  Seorang guru di Australia pernah berkata kepada saya:  “Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 SD kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.” “Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu?” Saya mengekspresikan keheranan saya, karena yang terjadi di negara kita kan justru sebaliknya. Inilah jawabannya : Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka akan menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dan sebagainya. Kare

Awas..! Amalan yang disangka sempurna ternyata Cacat

Muhasabah untuk diri dan sahabat  “aamilatun naashibah” artinya amal-amal yang hanya melelahkan. Ayat ke-3 surah Al-Ghosyiyah..rangkaian ayat di awal surah ini bercerita tentang neraka dan para penghuninya. Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yg banyak dan beragam tapi penuh cacat ; baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat yang tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw. Alkisah, ‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.  Alkisah juga, suatu hari Atha as-Salami, seorang tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan,  “Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.” Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis. Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, “Atha sahabatku, aku mengatakan dengan

RENUNGAN SEGERA LAKSANAKAN | AMALKAN

Renungan Dhuha KITA TAHU, TAPI KITA TIDAK MENGAMALKAN Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Penyakit Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya : "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!" Anak perempuan itu menjawab : "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan Tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya". Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya ( sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan ), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya". Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali  akan  menghapuskan dosa-dosa kita, wala

Kewajiban Suami & Istri Saling Bekerja sama

Image
Kewajiban Suami Istri Dialog Pagi... Di Subuh yang dingin aku dapati Ibu sudah sibuk memasak di dapur. "Ibu masak apa? Bisa ku bantu?" "Ini masak gurame goreng..Sama sambal tomat kesukaan Bapak" sahutnya. "Alhamdulillah..mantab pasti..Eh Bu..calon istriku kayaknya dia tidak bisa masak loh..."Iya terus kenapa..?" Sahut Ibu. "Ya tidak kenapa-kenapa sih Bu..hanya cerita saja, biar Ibu tak kecewa,  hehehe".. "Apa kamu pikir bahwa memasak, mencuci, menyapu, mengurus rumah dan lain-lain itu kewajiban Wanita?" Aku menatap Ibu dengan tak paham. Lalu beliau melanjutkan: "Ketahuilah Nak, itu semua adalah kewajiban Lelaki. Kewajiban kamu nanti kalau sudah beristri." katanya, sambil menyentil hidungku "Lho, bukankah Ibu setiap hari melakukannya?" Aku masih tak paham juga. "Kewajiban Istri adalah taat dan mencari ridho Suami." kata Ibu. "Karena Bapakmu mungkin tidak bisa mengurusi rum

Cara mendeteksi zat kimia dengan cepat & tepat dengan tusuk gigi

Image
Berdasarkan penemuan anak cerdas indonesia bagi para penggemar makanan bakso disarankan untuk selalu mem bawa tusuk gigi dan kunyit kemana saja.  Hasil penelitian Dua siswi SMAN 3 Semarang, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila telah menemukan cara mendeteksi BORAX dengan cara yang sangat mudah dan praktis, yakni dengan TUSUK GIGI. Tusukkan tusuk gigi ke KUNYIT terlebih dahulu, kemudian tusukkan pada makanan yang akan diuji selama 5 detik, maka akan terlihat  apakah makanan tersebut mengandung BORAX atau tidak..? Karena KUNYIT akan bereaksi terhadap bahan kimia. Bila ada kandungan boraxnya, maka tusuk gigi tersebut akan berwarna MERAH. Mereka menamakan temuannya dengan SIBODEX ( stick of borak detector ). Temuan mereka ini berhasil menyabet medali emas pada International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2014, sebuah ajang kompetisi inovasi anak muda tingkat dunia. Terimakasih Semoga Bermanfaat