Cara & Trik melerai Pertikaian antar Anak

_Serial Fiqih Pendidikan Anak - No: 187_
 MELERAI PERTIKAIAN ANTAR ANAK

Pertikaian bahkan perkelahian fisik antar kakak-adik kerap terjadi. Akibatnya ada sebagian orang tua yang menganggapnya biasa, sehingga merasa tidak perlu melerai. Padahal Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ saat menghadapi kasus serupa, tidak membiarkannya. Jabir bin Abdullah _radhiyallahu ‘anhu_ bercerita,

_“Dua bocah berkelahi. Bocah pertama dari golongan Muhajirin, dan yang kedua dari golongan Anshar. Akhirnya bocah pertama berteriak, “Wahai orang-orang Muhajirin!”. Bocah kedua berteriak, “Wahai orang-orang Anshar!”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun keluar dan berkata, “Apa-apaan ini! Mengapa slogan jahiliyah kembali diteriakkan?”. Para sahabat menjelaskan, “Tidak wahai Rasulullah. Ini ada dua bocah berkelahi. Salah satunya memukul pantat temannya”. Beliau bersabda, “Baiklah. Seorang muslim harus membantu saudaranya yang berbuat zalim atau yang terzalimi. Bila ia berbuat zalim, maka bantulah ia dengan mencegahnya dari kezaliman itu. Namun bila terzalimi, maka bantulah ia dengan cara menolongnya”._ HR. Muslim (no. 2584).

 Langkah-langkah Praktis Melerai
 
Berikut beberapa langkah praktis melerai pertikaian yang terjadi di antara anak-anak:

Pertama: Emosi orang tua jangan terpancing
 
Sebab ayah atau ibu harus berperan sebagai juru damai. Bila histeris atau panik; maka ia akan menjadi bagian dari masalah, bukan solusi masalah. Jika emosi akan terpancing, bacalah ta’awudz dan lakukanlah relaksasi pernapasan. Dengan cara menarik napas dalam-dalam dan tahan di dalam paru dengan hitungan 1-4. Lalu keluarkan udara secara perlahan-lahan. Hingga tubuh menjadi kendur dan terasa rileks.

Kedua: Jangan berpihak sebelum memahami duduk permasalahan

Tidak sedikit orang tua yang terburu-buru menyimpulkan bahwa yang salah adalah kakak dan yang benar adalah adik. Padahal belum tentu kenyataannya demikian. Bila sikap ini terjadi berulang kali, bisa mengakibatkan munculnya perasaan dendam di hati anak yang terzalimi.

Padahal pertikaian itu terjadi karena ada sebabnya. Bisa jadi salah satu anak di pihak yang benar dan yang lain salah, atau dua-duanya salah, atau dua-duanya benar, namun akibat salah paham, terjadilah pertengkaran. Maka berilah kesempatan yang sama kepada keduanya untuk bercerita. Biasanya masing-masing anak akan membela diri dan menyalahkan lawannya. Namun bila mendengarkannya secara seksama dan dengan kepala dingin, _insyaAllah_ akan bisa disimpulkan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Ketiga: Redakan dengan pengalihan

Salah satu cara bagus untuk meredakan amarah adalah metode pengalihan. Yakni dengan melakukan kegiatan lain. Misalnya orang tua bercerita tema berbeda, atau mengajak mereka jalan-jalan keluar rumah, atau membeli jajan, atau bermain bersama. Sehingga fokus mereka tidak lagi kepada pertengkaran. Justru perhatian mereka teralihkan terhadap aktivitas baru yang tidak ada hubungannya dengan pertengkaran. Ini sangat manjur untuk meredakan tensi pertengkaran.

Keempat: Nasehati saat suasana kondusif

Agar nasehat efektif dan bisa diterima, perlu pemilihan waktu yang pas. Biasanya, nasehat kurang mendapatkan respon yang baik, bila orang yang dinasehati sedang tidak _mood._ Maka, bila pertengkaran antar anak sudah mereda dan suasana mulai mencair; nasehatilah mereka. Ajak mereka untuk berpikir betapa buruknya pertengkaran antar saudara, terlebih sesama muslim, yang justru seharusnya selalu akur ibarat satu tubuh. Tanamkan nasehat Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ yang menyebutkan bahwa yang tua harus menyayangi yang muda, dan yang muda harus menghormati yang tua:
  
»لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ ‌يَرْحَمْ ‌صَغِيرَنَا ‌وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا«
_“Bukan termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi yang lebih muda dan tidak menghormati yang lebih tua”._ HR. Tirmidziy (no. 1919) dan dinilai sahih oleh al-Albaniy. 
(By. Ustadz Abdullah Zaen)

Terimakasih Semoga Bermanfaat 

Comments

Popular posts from this blog

Janganlah Salah Niat hanya untuk Dunia..

Al-Kisah Tiga Orang Yang di Uji

Hal Yang Paling Bermanfaat Bagi Dirinya..