Siapa yang Menciptakan Alloh, Dr Zakir Naik tidak Langsung Menjawab

بسم  الله  الرحمن  الرحیم 

Siapa yang menciptakan Allah? Demikianlah salah satu pertanyaan peserta kepada Dr Zakir Naik dan anaknya, Fariq Naik.

Dr Zakir Naik tidak langsung menjawab, melainkan memberikan sebuah perumpamaan. Izinkan perumpamaan ini saya ubah dalam konteks Indonesia, "Ada seseorang bernama Iwan. Punya teman bernama Bambang. Sekiranya teman Iwan ini melahirkan, kira-kira anaknya laki-laki atau perempuan?"

Apa jawaban Anda? Laki-laki atau perempuan? Sekali lagi, laki-laki atau perempuan? Sebenarnya, baik jawaban Anda laki-laki atau perempuan, tetap saja jawaban Anda salah. Ya, salah. Kenapa? Karena pertanyaan itu sendiri tidaklah logis. Mana mungkin seorang pria seperti Bambang bisa melahirkan?

Demikian pula pertanyaan 'siapa yang menciptakan Allah'. Jelas-jelas ini pertanyaan yang tidak logis. Jadi, yang menjadi masalah bukanlah jawabannya, melainkan pertanyaannya. Yang namanya Tuhan itu menciptakan, bukan diciptakan. Dia telah ada sebelum segala sesuatu ada.

Buat apa? Saat Allah menciptakan manusia dan dunia, Dia ingin menjadikan ini semua sebagai tes (ujian) bagi manusia. Bukan berarti Dia kesepian sehingga perlu puja dan puji dari manusia. Sama sekali tidak begitu. Dia tidak bergantung sedikitpun kepada makhluk. Sebaliknya, semua makhluk-lah yang bergantung kepada-Nya.

Alhamdulillah, selama dua hari saya ikut menemani Dr Zakir Naik, mulai dari ke MPR, ke MUI, makan bareng, Jumatan bareng, dan lain-lain (Terima kasih Pak Bukhari). Di sini, saya beroleh sederet pengalaman yang amat berharga. Izinkan saya berbagi pengalaman beberapa di antaranya.

Pertama, saya melihat sendiri beliau sengaja berwudhu dulu sebelum tampil. Ini kebiasaan yang sangat bagus bagi seorang pembicara. Berhubung sudah mengenakan setelan jas lengkap dengan sepatu dan kaos kaki, ketika berwudhu, di bagian akhir, ia hanya mengusap ujung kaos kakinya saja.

Kedua, beliau sangat detail dengan kamera. Saat anaknya tampil sebagai pembuka, ia masuk ke ruang kamera dan berada di sana hampir setengah jam. Ada 10 kamera yang menyorot dan satu per satu ia arahkan. Dengan pelan, dengan detail. Salah satu aturan yang ia tetapkan, peserta wanita hanya boleh di-syut secara sekilas dan tidak boleh di-zoom.

Ketiga, manakala berada di MUI, beliau membocorkan rahasia suksesnya sebagai pembicara internasional, tepatnya sebagai dai internasional. Dia mengaku, kekuatan materi (what) cuma 7%. Yang 93% terletak pada cara menyampaikan materi (how). Tak heran, setiap hari ada jutaan orang di seluruh dunia dari berbagai kalangan menyimak presentasinya.

Keempat, dia sama sekali tidak dibayar. Ya, tidak dibayar. Kalaupun ada peserta yang berdonasi, itu semata-mata untuk operasional penyelenggaraan acara. Kita sama-sama tahu, ada biaya-biaya yang tak mungkin dihindari seperti sewa stadion, sound system, siaran langsung, transportasi, dan akomodasi. Itu semua miliaran rupiah nilainya.

Lantas, bagaimana dengan tuduhan ekstrimis oleh segelintir orang? Begini. Dr Zakir Naik dikenal akrab dengan Raja Salman. Bahkan, ia pernah dianugerahi ‘King Faisal International Prize' oleh Kerajaan Arab Saudi. Di Indonesia, ia disambut secara personal oleh Wakil Presiden dan Ketua MPR. Nah, sebenarnya ini semua menegaskan bahwa ia adalah seorang ulama sekaligus seorang intelektual. Bukan ekstrimis seperti tuduhan beberapa media. Right?

Di salah satu ceramahnya, Dr Zakir Naik menjelaskan panjang-lebar bahwa Islam adalah agama yang paling damai dan paling toleran. Ayat-ayat di Al-Quran pun menegaskan, tidak ada paksaan dalam agama. Bahkan Al-Quran mengancam, kalau Anda membunuh satu orang, itu sama saja Anda membunuh seluruh orang! Sebaliknya, kalau Anda menyelamatkan satu orang, itu artinya Anda menyelamatkan seluruh orang!

Semoga Dr #ZakirNaik beserta keluarga selalu sehat dan dilindungi Allah. Aamiin. Dari jauh, kita turut mendoakan. Sekian dari saya, Ippho Santosa. Buat teman-teman, bantu share ya, agar orang-orang Indonesia melek bagaimana sosok Dr Zakir Naik yang sebenarnya.

Source akun FB : Ippho Santosa & Tim Khalifah

Terimakasih Semoga Bermanfaat

Comments

Popular posts from this blog

Janganlah Salah Niat hanya untuk Dunia..

Al-Kisah Tiga Orang Yang di Uji

Hal Yang Paling Bermanfaat Bagi Dirinya..